Berita
Central Dogma dalam Kehidupan
MALANG - Pembahasan kali ini, kita akan membahas mengenai Central Dogma. Kemunculan studi tentang proses molekuler memunculkan cabang ilmu baru yang biasa kalian sebut sebagai biologi molekuler. Melalui studi, kalian akan memahami proses kehidupan yang kita lupakan. Segala perkembangan cukup mempengaruhi pikiran manusia dan menunjukkan jalan untuk penelitian baru. Sederhananya, central dogma merupakan proses perubahan gen dari DNA menjadi RNA, lalu dari RNA menjadi protein.
Jadi tahapan ini berawal dari deduksi structure of deoxyribonucleic acid (DNA) oleh Watson dan Crick. Lompatan besar itu menyebabkan penguraian kode genetik, dan diikuti dengan proses replikasi, transkripsi, dan translasi. Kode genetik akan menentukan bagaimana terjadinya, proses, dan setiap perubahan dalam konstitusi yang menyebabkan modifikasi fenotipe yang tidak diinginkan. DNA sendiri berisi tentang informasi genetik yang lengkap, mendefinisikan struktur dan fungsi suatu organisme. Sedangkan protein dibentuk menggunakan kode genetik DNA. Jadi, ada tiga proses yang bertanggung jawab tentang pewarisan informasi genetik dan konversinya, dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Tiga proses tersebut adalah replikasi, transkripsi, dan translasi.
Replikasi: asam nukleat untai ganda akan diduplikasi supaya bisa menghasilkan salinan yang identik. Proses ini membuat informasi genetik menjadi konsisten.
Transkripsi: segmen DNA yang merupakan sebuah gen dibaca dan ditranskripsi menjadi urutan untai tunggal ribonucleic acid (RNA). RNA akan bergerak dari nukleus ke dalam sitoplasma.
Translasi: urutan RNA diterjemahkan ke dalam urutan asam amino ketika protein sudah terbentuk. Jadi, Selama translasi, ribosom membaca tiga basa (kodon) pada satu waktu yang sama dari RNA dan langsung menerjemahkannya menjadi satu asam amino.
Informasi yang mengalir dari gen ke protein, itu yang disebut sebagai central dogma kehidupan. Informasi genetik yang ada dalam DNA dan yang berada di nukleus pun akan ditranskripsi menjadi mRNA. mRNA akan keluar dari nukleus untuk menjadi template bagi translasi, hal itu merupakan sintesis protein oleh ribosom.
Pada sel eukariotik, langkah kedua atau transkripsi dibutuhkan karena materi genetik dalam nukleus secara fisik terpisah dari tempat sintesis protein di sitoplasma dalam sel. Jadi, tidak bisa menerjemahkan DNA secara langsung menjadi protein, harus dibuat perantara dulu supaya bisa membawa informasi dari satu kompartemen ke kompartemen lainnya.
Pada organisme aseluler tertentu, seperti RNA virus bertindak sebagai materi genetik, yang mana, mungkin atau tidak mungkin bisa berfungsi sebagai cetakan untuk sintesis protein. Jika protein bisa langsung diterjemahkan dari materi genetik, RNA bisa disebut sebagai +(plus) untai, sebaliknya –(minus) untai yang bertindak sebagai template untuk sintesis dari + untai RNA.
Sumber: Molecular biology:different facets (Anjali Priyadarshini)
Leave a reply