Berita
Bagaimana proses Dari DNA menuju Central Dogma?
MALANG- Sebelum masuk ke penjalasan yang lebih jauh, mungkin ada yang belum tahu apa itu central dogma. Jadi, central dogma merupakan kejadian yang diatur untuk menguraikan struktur DNA hingga bisa memenuhi semua fungsi yang diinginkan sesuai dengan materi genetik. Mudahnya, hal ini merupakan sebuah proses perubahan gen dari DNA menjadi RNA atau RNA menjadi protein.
Ada bukti bahwa DNA merupakan materi yang diwariskan dan hal tersebut membutuhkan bukti, yaitu duplikasi yang selalu ada pada pembelahan sel, kemampuan untuk memegang kode untuk membuat protein dan stabilitas hingga instruksi biologis diteruskan secara akurat dari generasi ke generasi. Jadi, struktur DNA perlu memberi penjelasan tehtang fungsi-fungsi itu sambil memperhitungkan semua data kimia yang didapat saat itu. Seperti sebuah gambar sinar-X dari Rosalind Franklin yang menunjukkan pola difraksi berbentuk 'X', konsisten dengan struktur heliks untuk molekul DNA.
Watson dan Crick memiliki interpretasi tentang struktur DNA sebagai dua untai yang melingkar satu sama lain supaya bisa membentuk ganda spiral. Jelasnya, model itu menempatkan basa di bagian dalam heliks ganda dan gugus gula-fosfat di bagian luar. Dua untai itu akan dihubungkan oleh ikatan hidrogen lemah antara basa dan akan dipasangkan dengan aturan Chargaff. Dua untai molekul DNA saling melengkapi secara berurutan. Jadi, basa A selalu berpasangan dengan T, dan C dengan G. Dalam heliks ganda DNA, kedua untai tersebut antiparalel. Satu untai berjalan dalam arah 5 'ke 3' (' diucapkan 'prima') dan untaian kedua dalam arah 3 'ke 5'. Tata nama ini mengacu pada atom karbon dalam gula pentosa, bernomor satu sampai lima.
DNA adalah sumber hereditas. Molekul DNA mereplikasi dirinya dengan memisahkan dua untai yang diikuti dengan menyalin masing-masing dengan pasangan basa, supaya bisa memberikan dua molekul DNA yang identik.
George Gamow memberikan saran jika ada informasi yang disimpan di empat basa DNA (A, T, C, G) dan harus dibaca sebagai kembar tiga, yang disebut kodon. Setiap kodon terdiri dari tiga nukleotida. Enkripsi berdasarkan tiga nukleotida berarti ada enam puluh empat kemungkinan kombinasi tiga huruf.
Pada awal 1960-an oleh Sydney Brenner, Francois Jacob, dan Matthew Meselson memulai mekanisme ekspresi gen, yang mana DNA mengirim informasi ke dalam protein yang sudah ditentukan. Keberadaan tautan RNA sebagai pembawa pesan antara DNA nuklir dan mesin sintesis protein di sitoplasma. Jadi, keberadaan RNA sebagai pembawa pesan dengan cara mempelajari virus yang menginfeksi bakteri. Virus dibuat RNA dari genomnya sendiri yang digabung dengan fasilitas pembuatan protein inang untuk membuat protein virus. RNA 'perantara' ini menjadi molekul yang membawa kode dari DNA ke tempat sintesis protein.
Francis Crick menjelaskan jika informasi mengalir dalam satu arah saja (DNA-RNA-protein), inilah yang disebut Dogma Sentral. DNA ditranskripsi menjadi RNA dan bertindak sebagai pembawa pesan yang membawa informasi untuk diterjemahkan ke dalam protein. Jadi, aliran informasi berpindah dari DNA ke RNA ke protein dan informasi tidak bisa ditransfer lagi dari protein ke asam nukleat. DNA dapat disalin menjadi lebih banyak DNA (replikasi) atau menjadi RNA (transkripsi) tetapi hanya informasi dalam mRNA yang dapat diterjemahkan menjadi protein.
Terimakasih sudah membaca! Sedikit penjelasan ini akan membantu kalian, apalagi jika kalian membaca lebih banyak dari jurnal-jurnal atau mendengarkan seminar di InBio Indonesia, ilmu kalian pasti akan terus bertambah luas mengenai biologi molecular💞
Leave a reply